Oleh : M. Edi Supriyadi
Brebes, Kampung Jalawastu terletak di Desa Ciseureuh Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes, berjarak 21,5 km dari kota Kecamatan. Kampung Jalawastu merupakan salah satu desa adat yang mendapatkan penetapan sebagai WBTB (Warisan Budaya Tak Benda) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Republik Indonesia sejak Oktober 2019. Salah satu keunikan tradisi masyarakat Jalawastu adalah Upacara Adat Ngasa. Upacara Ngasa adalah ritual tahunan yang dilakukan oleh masyarakat Jalawastu untuk mengucap syukur pada Sang Pencipta dan juga untuk menghormati leluhur mereka.
Upacara Adat Ngasa diselenggarakan oleh masyarakat Jalawastu Desa Cisereuh Kecamatan Ketanggungan telah dikenal sampai ketingkat Nasional. Upacara adat ini digelar setiap Selasa Kliwon pada Mangsa Kesanga, yang pada penanggalan Masehi jatuh pada bulan Maret atau Februari. Menurut masyarakat Jalawastu Upacara Ngasa sudah digelar sejak masa pemerintahan Bupati Brebes IX Raden Arya Candra Negara. Ngasa atau Ngasta berarti perwujudan rasa syukur kepada Batara Windu Buana yang dianggap sebagai pencipta alam.
Keunikan dalam Upacara Ngasa tersebut adalah makanan yang dihidangkan merupakan makanan berasal dari hasil bumi Jalawastu yang tidak bernyawa dan pantang dihidangkan dengan menggunakan bahan dari beling atau kaca. Makanan khas yang ada adalah nasi jagung, buah-buahan, lalapan, dan umbi-umbian. Leluhur masyarakat Jalawastu merupakan masyarakat yang pantang makan nasi beras dan lauk daging atau ikan. Makan makanan yang dikonsumsi adalah jagung yang ditumbuk halus (nasi jagung) sebagai makanan pokoknya dengan umbi-umbian, pete, terong, sambal dan dedaunan lainnya.
Sebelum upacara Ngasa dilaksanakan ada sebuah ritual pembuka, yang khusus diberikan kepada petinggi atau pejabat yang hadir pada upacara Ngasa, yakni ritual Ciprat Suci. Ciprat Suci dilakukan di Gerbang Desa ketika Petinggi atau Pejabat tiba dan akan menuju lokasi Upacara Ngasa. Petinggi atau Pejabat yang baru tiba akan diciprat air bunga yang dibawa oleh seorang laskar wanoja (wanita) Jalawastu. Air bunga tersebut dicipratkan oleh sesepuh, juru kunci atau pemangku adat ke bagian dada (hati) Petinggi atau Pejabat yang baru tiba. Air bunga tersebut berasal dari bunga 7 (tujuh) rupa dan air yang diambil 7 (tujuh) muara, yakni muara sungai Cilayung, Cihandeuleum, Cimendong, Rambukasang, Ciporot, Ciharashas, dan Cigorek yang berada di sekitar Kampung Jalawastu.
Menurut penuturan sesepuh adat setempat, Ki Dastam yang biasa disapa Ki Gugun, ritual ciprat suci merupakan simbol untuk mencuci hati supaya tetap bersih agar Petinggi atau Pejabat dapat bekerja dengan adil sesuai hati nurani. Petinggi atau Pejabat dalam menjalankan tugasnya mampu terlepas dari godaan dan ajakan berbuat yang jelek, tidak mengingkari masyarakat dan tidak menyimpang dari tujuan mengabdi kepada masyarakat.
untuk tahun 2025 ini upacara adat Ngasa dilaksanakan pada hari selasa 4 maret 2025, hadir mewakili Pemerintah Kabupaten Brebes, Staf ahli Bupati Bagian Kemasyarakatan dan SDM, Supriyadi S.Sos,MSi, dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan,Drs. Eko Supriyanto, M.Si.