Pada saat menyerahkan Panji Gerakan Pramuka kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX tanggal 14 Agustus 1961, Bung Karno berpesan untuk terus mengembangkan dan meluaskan Gerakan Pramuka, serta menjadikannya sebagai wadah untuk membina generasi muda Indonesia ke arah yang lebih baik.
“Berusahalah sehebat-sehebatnya untuk mengembangkan dan meluaskan Gerakan kita. Sampai pada suatu saat, Gerakan Pramuka ini telah menyerap ke dalam setiap jiwa dan seluruh anggota masyarakat” demikian pesan Bung Karno
Pesan ini menekankan pentingnya Pramuka dalam membangun karakter generasi muda dan ikut serta dalam membangun masyarakat, Bung Karno juga menekankan pentingnya Gerakan Pramuka dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Selain itu pada tanggal 9 Maret 1961 (Hari Tunas Gerakan Pramuka) dalam pidatonya Bung Karno juga berharap Gerakan Pramuka harus inovatif
“Mana Pandu kita yang tahu hal pertanian beras, padi, jagung. Rakyat menghendaki supaya kita ini betul-betul hidup nanti di dalam satu masyarakat yang merdeka, tanpa “exploitation de l’homme par l’homme”, satu masyarakat yang adil dan makmur, satu masyarakat yang sosialis Indonesia. Tapi pandu-pandu kita kebanyakan dari pandu-pandu kita ini didik ya biasalah – touwknopen, bisa mengikat tali, bisa berkemah, bisa menjadi – kata orang Belanda – Woudlopers ho bisa menyusur jalan hutan. Ooo Kalau hal woudloper, kita ini sebelum ada kepanduan, kita ini memang dari dahulu sudah woudloper saudara saudara. Woudloper artinya ini saya ahli berjalan di hutan hutan. Sebaliknya aku bisa memberitahu kepada saudara-saudara kekagumanku kalau aku melihat peri-kehidupan organisasi pemuda di luar negeri. wah kagum kalau saya melihat. Pernah saya datang misalnya di dalam rumah pemuda pemudi di Svetlotsk, atau di Shanghai atau dipaling akhir ini di Sofia kagum-kagum. Saya melihat pemuda pemudi yang berumur 12-13 tahun berkerumun, sedang apa mereka itu membikin maquette dari pada satu hydro-electric plant. Hydro-electric plant yaitu hydro itu air, electric listrik, plant itu pabrik pabrik listrik yang dijalankan oleh tenaga air. Mereka membikin maquette, mereka mengetahui bahwa agar supaya kita nanti , agar supaya bisa membangunkan listrik. Air sungai ini dibendung dan lantas mereka membikin bendungan airnya. Dari bendungan itu ada pipa ke bawah yang harus ada perbedaan antara muka air atas dan muka air yang bawah itu sekian. Disana ada kincir, kincir itu berjalan karena tenaga air. Jadi pokok-pokok dari pada hydro-electric plant anak-anak yang umur 12 tahun ini mengerti, bukan saja mengerti malahan mereka menjelenggarakan membikin hydro electric plant kecil-kecilan. Saya melihat itu kincirnja itu di bawah berjalan, Sang Pandu yang umur 12 tahun itu menerangkan nah ini, sementara Pandu kita apa paling-paling pandai yell, yell, yell. Pandu-pandu paling-paling pandai menjadi woudloper, kataku tadi “ demikian ungkap Bung Karno.
Sebuah oto kritik yang tentu bertujuan untuk melecut Gerakan Pramuka ke arah yang maju dan ideal
Sebuah pesan penting dalam sejarah Gerakan Pramuka yang musti kita lakukan.-(lkm)