BUMIAYU NAN AYU
Alunan gemericik Sungai Keruh
Membangunkan kota yang tak pernah luruh
Gunung Slamet gagah menjulang
Menyimpan kewibawaan tak lekang
Tetap aman memberi penghidupan
Tiap butir tanah menyimpan hara
Melimpahi kesuburan merata
Hamparan permadani kuning
Penyedia logistik tak pernah kering
Butir-butir padi bernas
Menjadi nasi lezat mengepul panas
Mengusir lapar yang mengganas
Kereta malam memecah kesunyian
Meniti penuh hati di jembatan
Sakalimabelas begitu melegenda
Bangunan tua kokoh cagar budaya
Tiang-tiang batu kokoh menyangga
Bukti kolonial Belanda pernah berjaya
Mengerahkan sistem kerja paksa
Tak terhitung korban harta dan nyawa
Seiring nyaring di malam hening suara peluit
Mengantar kepergian ular besi roda berderit
Suara iringan langgam Jawa
Di Tepinya Sungai Serayu menyeka jiwa
Membuat malam serasa terjaga
Bumiayu nan ayu
Kota kecil prasarana tercukupi
Lokasi jauh sana-sini mendidik mandiri
Bangunan megah membuatmu sumringah
Gepap gempita berduyun mengharap berkah
Kotamu menggeliat tak pernah mati
Siang berpacu mengumpulkan pundi
Malam temaram pertukaran rupiah tak henti
Aneka kuliner memanjakan lidah
Produk holtikultura melimpah ruah
Azan subuh mengalun syahdu
Dari masjid agung bertabuh talu
Menggulirkan nuansa spiritual
Menggembleng iman kuatnya mental
Menjadi peredam nafsu duniawi
Akan identitas kotaamu yang islami
Bumiayu
Teruslah kau berkembang
Aset-asetmu membuka peluang
Mendulang potensi yang terkubur
Agar terwujud hidup mapan dan makmur
Aamiin
Bumiayu, 09092022
ANGIN KUMBANG MEMINANG SIUNG BAWANG
Gunung Kumbang tegak di awang
Penuh kharisma gagah menjulang
Menatap ke ujung barat daya
Terasa jiwa penuh gelora
Tersembunyi khasanah situs Gunung Sagara
Menggores seribu kisah anak manusia
Terajut cerita dari masa ke masa
Di ufuk sebelah timur sana
Gunung Slamet begitu mempesona
Pakubumi Brebes begitu agung
Melingkari bumi gemah ripah memayung
Di ufuk barat berseri
Gunung Kumbang memaku bumi
Menjadi benteng alam kuat memagari
Memberi penghidupan tak pernah henti
Saat Juli memanggang semesta raya
Angin Gunung Slamet bagian utara
Berhembus melintasi Gunung Kumbang
Turun ke lembah menuju pematang-pematang
Menjadi penanda waktu menanam bawang
Petani penuh geliat memanggul senjata
Bertarung menggempur tanah hara
Dan siung kecil yang tertancap
Tersiram doa yang terus terucap
Mengharap suing kecil beranak pinak
Meraup rezeki yang berserak
Angin Gunung Kumbang meniupkan rindu
Akan suing merah yang bergoyang syahdu
Terpinang oleh desah sang bayu
Putik- putik ayu tersiram benang sari
Terangguk-angguk berbinar menari
Penyerbukan menjadi sempurna
Kala mentari bersimbah sinar membara
Menyiram denting fotosintesa
Siung Bimapun menebar aroma
Bila ngin kumbang telah melabuhkan pinangan
Bawang merahpun bersolek menebar kecantikan
Siung-siung bernas merah menggelembung
Menjadi asa yang terus menggaung
Pada peluh yang mengguyur punggung
Pada jemari lincah sibuk menyiang
Tergurat akan sejuta harapan
Akan panen raya tersampaikan
Brebes kotamu melegenda
Bawang merahmu beraroma harum
Semoga akan selalu tersenyum
Bersama asa yang terus terangkum
Aamiin